I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem
integumen merupakan bagian tubuh ikan atau dengan kata lain merupakan struktur
penutup dari tubuh ikan yang berada paling luar tubuh ikan dan merupakan
pelindung tubuh. Sistem integumen pada ikan bervariasi oleh karena itu fungsi
sistem integumen ikan pun menjadi bervariasi antara lain sebagai berikut yaitu
sebagai pelindung secara fisik maupun mekanik,sebagi pelindung dari hewan lain
yang merupakan predator atau musuhnya,adapula pada sebagian jenis ikan
merupakam alat ekskresi dan digunakan dalam proses osmoregulasi.
Sistem
integumen pada ikan meliputi kulit dan derivat-derivatnya. Derivat derivat kulit
antara lain adalah sisik,jari jari sirip,lendir, dan kelenjar racun. Sisik pada
ikan dapat dibedakan atas lima tipe yakni Cosmoid,Ganoid,Placoid,Cycloid Dan
Ctenoid, Jari-jari sirip pada ikan dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu jari
jari keras, jari-jari lemah dan jari-jari lemah mengeras,Sedangkan kelenjar
racun hanya terdapat pada beberapa jenis ikan saja seperti ikan Pari, Ikan
Cucut, dan ikan Sembilang.
Berdasarkan
hal tersebut maka perlu dilaksanakan praktikum iktiologi tentang sistem
integumen ikan.
B.
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengamati struktur penutup tubuh ikan, kulit dan derivat-derivatnya,
seperti sisik , jari-jari sirip, lendir, scute, keel, dan kelenjar racun.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati dan
mengetahui struktur penutup tubuh ikan, kulit dan derivat-derivatnya seperti
sisik , jari-jari sirip, lendir, scute, keel, dan kelenjar struktur penutup
tubuh ikan, kulit dan derivat-derivatnya, seperti sisik , jari-jari sirip,
lendir, scute, keel, dan kelenjar racun.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Klasifikasi
1.
Ikan
Kurisi (N.
japonicus)
Ikan kurisi merupakan
ikan yang hiduo bergerombol dan biasanya ditemukan di terumbu karang dan daerah
yang berbatu-batu. Adapun klasifikasi dari ikan kurisi ini dapat dilihat
dibawah ini.
Klasifikasi
dari ikan Kurisi (N.
Japonicus) menurut Widyako (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo : Percomorpht
Famili
: Nemipteridea
Genus
: Nemipterus
Spesies
: N. Nematophorus
Gambar 1. Ikan Kurisi (N. Nematophorus)
(Sumber Dok. Pribadi 2015)
Sistem integumen
merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsunng dengan lingkungan luar atau
habitat hidup. Sistem integumen mencakup kulit dan derivat serta modifikasinya.
Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara embriogenetik berasal dari
salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya. Derivat-derivat kulit
tersebut adalah sisik, jari-jari sirip, scute (skut), keel (kil), kelenjar
racun, dan kelenjar lendir (Nadia, 2014).
Istilah integumen
mencakup keseluruhan kulit ikan dan derivate serta modifikasinya. Yang begitu
banyak. Kulit merupakan lapisan pembalut tubuh yang bersentuhan langsung dengan
media air sehingga apa yang terjadi didalam air kulitlah yang pertama kali
terkena yang selanjutnya akan diteruskan ke organ-organ yang lain (Rahardjo, 2012).
Kulit luar juga
berfungsi sebagai pelindung tubuh dan alat sebagai penyesuaian diri terhadap
factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan, hal ini terlihat paa peran
kulit yang berfungsi sebagai alat eskresi dan osmoregulasi (Rahardjo, 2012).
Beberapa
alat lain pada kulit digunakan sebagai alat untuk untuk menyerang ataupun untuk
mempertahankan diri ialah kelenjar racun, sumber pewarnaan, sumber cahaya, dan
kelenjar lender yang membuat tubuh ikan menjadi licin dan membersihkan bau khas
(Raharjo, 2012).
Kulit terdiri atas dua
lapisan: lapisan epidermis, dan lapisan dermis atau korium. Pada lapisan kulit
epidermis selalu basah karena lendir yang dihasilkan oleh selsel yang terdapat
diseluruh permukaan tubuhnya. Epidermis bagian dalam terdiri atas lapisan sel
yang selalu giat mengadakan pembelahan untuk menggantikan sel-sel sebelah luar
yang lepas dan untuk penyediaan perkembangan tubuh. Secara umum ikan yang tidak bersisik
mempunyai lendir yang lebih tebal, hal ini merupakan kompensasi ketiadaan
sisik.
Lendir berguna untuk
mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat berenang lebih cepat, mencegah
infeksi, dan menutup luka. Lendir juga
berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semi permeable yang
menghambat masuk keluarnya air melalui kulit. Lendir juga digunakan untuk
melindungi telur yang dibuahi dari gangguan luar. Lendir dimanfaatkan beberapa
jenis ikan untuk menghindari kekeringan.
Sebagain besar ikan,
tubuhnya ditutupi oleh sisik yang berasal dari lapisan kulit yang dinamakan
dermis. Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada beberapa bagian
tubuhnya. Berdasarkan bahan yang terkandung didalamnya sisik ikan apat di
bedakkan menjadi lima jenis yaitu : (a). Plakoid, terdiri atas lempengan dasar
berbentuk lingkaran atau persegi empat yang tertanam pada lapisan dermis kulit
dan bagian yang menonjol pada bagian luar epidermis. (b). Sisik cosmoid terdiri
atas beberapa lapisan yaitu lapisan luar atau yang disebut vitrodentin dan
lapisan bawah yang disebut kosmin yang merupakan lapisan nonselular dan kuat,
tersusun dari subtitusi tulang. (c). Ganoid, terdiri atas dua lapisan yaitu
lapisan luar dinamakan ganoin yang merupakan suatu senyawa anorganik. Dibawah
ganoin terdapat lapisan yang mirip kosminan lapisan yang paling dalam dinamakan
isopedin. (d) cycloid dan ctenoid dimiliki oleh sebagian besar golongan
Osteichthyes, masing masing terdapat pada kelompok ikan berjari jari sirip
lemah dan golongai sirip keras ikan berjari jari sirip keras. Sisik dapat
tanggal dari tubuh ikan karena beberapa faktor misalnya sisik akan digantikan
oleh sisik baru. Sisik ikan juga mengalami modifikasi menjadi bentuk lain.
Sisik mengalami pengerasan seperti pada perisai kaku.
Tubuh ikan mempunyai
warna yang berbeda beda. Pada tubuh ikan warna dan polanya dapat berubah karena
keberdaanya tidak permanen yang terakhir terakhi yang dapat di bedakkan menjadi
musiman atau sesaat, biasanya warna tubuh ikan jantan lebih cemerlang
dibandingkan ikan betina hal ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan betina
dan dapat pula digunakan unutk mengancan jantan lainnya.
Warna tubuh ikan
bervariasi dari yang sederhana sampai banyak warna atau beragam. Ikan ikan yang
hidup diperairan bebas akan memiliki warna yang sederhana . pada ikan yang
hidup didasar perairan pada bagian perutnya berwarna pucat dan bagian
punggungnya berwarna gelap. Warna tubuh yang cemerlang dan cantik umumnya
dimiliki oleh ikan-ikan yang tinggal disekitar karang.
Pada beberapa jenis
ikan keberadaan organ cahaya memiliki makna yang besar dalam menopang
kelangsungan hidup. Ikan-ikan yang bisa mengeluarkan cahaya biasanya ikan yang
hidup didasar perairan atau laut dalam dan hanya sedikit yang hidup di perairan
dangkal. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan berasal dari dua sumber yaitu cahaya
yang timbul dari fotofora dan cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup
bersimniosis dengan ikan, kedua sumber cahaya tersebut beasal dari kulit.
Kelenjar beracun adalah
derivate kulit yang merupakan kelenjar yang mengeluarkan racun, selain untuk
mempertahankan diri kelenjar racun juga digunakan menyerang dan mencari makan.
Ikan yang integumenya mengandung kelenjar racun yaitu ikan yang hidup diterumbu
karang, siluroidea, dasyatidae, dam Molyobathidea. Contoh ikan yang mempunyai
kelenjar racun adalah ikan pari yang terdapat pada duri ekornya. Duri ini
tersusun dari bahan seperti tulang dank eras yang disebut vasodentin. Duri
tersebut ditandai oleh adanya sejunlah aluryang dangkal sepanjang dangkal
(Rahardjo,
2012).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Desember 2015 pukul 13.00-15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Halu Oleo Kendari.
B.
Alat dan Bahan
Alat dan yang digunakan
dalam pelaksanaan praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Praktikum Beserta Kegunaannya
No.
|
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
A.
|
Alat
|
|
|
-
Baki
|
Untuk
menyimpan objek yang akan diamati
|
|
-
Gunting Bedah
|
Untuk
membedah ikan
|
|
-
Pisau Bedah
|
Untuk
membedah ikan
|
|
-
Pinset bedah
|
Untuk
memindahkan ikan
|
|
-
Kain Lap (lap kasar dan halus)
|
Untuk
membersihkan wadah atau tempat objek yang akan diamati
|
|
-
Mistar
|
Untuk
mengukur
|
B.
|
Bahan
|
|
|
-
Ikan Kurisi (N.Japonicus)
|
Objek
yang diamati
|
|
-
Alkohol
|
Mensterilkan
wadah pengamatan
|
|
-
Tisu
|
Membersihkan
wadah dan objek yang akan diamati
|
C.
Prosedur Kerja
-
Menyiapkan
preparat (spesies ikan) yang bertipe sisik berbeda-beda (seperti ikan mas dan
ikan betok), yang mempunyai jari-jari keras (ikan betok dan kerapu), jari-jari
lemah (ikan mas), ikan yang berkelenjar racun (ikan sembilan), ikan yang
berlunas (ikan cakalang).
-
Menyiapkan
papan preparat, lup, pinset, dan peralatan lainnya.
- Meletakkan ikan diatas papan preparat, lalu mengamati
bagian-bagian luar ikan yang berhubungan dengan sistem integumen, mengamati
dibawah lup sisik ikan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan sistem integuman pada
ikan kurisi (N. japonicus) dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel
2. Hasil pengamatan sistem integuman pada ikan kurisi (N. japonicus)
No.
|
Parameter
|
Keterangan
|
1
|
Tipe
sisik
|
Carp
cycloid
|
2
|
Sisik
duri (ada atau tidak)
|
Ada
|
3
|
Lendir
|
Tidak
ada
|
4
|
Lunas
(keel)
|
Ada
|
5
|
Warna
sisik
|
Bening
kekuningan
|
6
|
Bentuk
sirip
|
Jari-jari
keras dan lemah
|
B.
Pembahasan
Sistem integument merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung
dengan lingkungan luar atau habitat hidup. Sistem integumen mencakup kulit dan
derivat serta modifikasinya. Derivat integument merupakan suatu struktur yang
secara embriogenetik
berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya. Derivat-derivat kulit tersebut adalah sisik, jari-jari sirip,
scute (scut), keel (kil), kelenjar lender, dan kelenjar racun.
Pada pengamatan sistem integumen pada ikan
kurisi dapat diketahui bahwa, tubuh ikan
kurisi ini memiliki tipe sisik cycloid dimana sisik tipe ini berbentuk seperti
lingkaran. Sebenarnya tipe sisik dari ikan kurisi ini hampir menyerupai sisik
ctenoid. Kedua sisik ini memiliki banyak persamaan, perbedaan sisik ini
terletak pada duri-duri halus atau yang biasa disebut dengan ctenii yang hanya dimiliki oleh sisik tipe
ctenoid. Ikan kurisi ini juga memiliki
sirip duri atau scute, scute merupakan kelompok keras yang tersusun seperti genteng
yang biasanya ditemukan pada bagian perut dan bagian tulang ekor. Tubuh ikan
kurisi ini tidak memiliki lendir dan keel yang merupakan gerigi-gerigi yang
pada bagian tengahnya terdapat puncak yang tajam pada ekor, keel ini biasa
ditemukan pada ikan famili scrombidae dan ikan tongkol. Adapun warna dari
sirip yang dimiliki oleh ikan kurisi
pada pengamatan ini berwarna putih kekuningan dan kategori jari-jari sirip ikan
kurisi ini adalah jari-jari lemah mengeras dengan ciri-ciri jari-jari lemah
tetapi mengalami pengerasan sehingga sulit dibengkokkan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa ikan kurisi memiliki
tipe sisik cycloid dan memiliki sisik duri atau scute namun tidak memiliki
lendir dan keel(lunas) sedangkan warna ikan kurisi yang digunakan pada
praktikum ini adalah putih kekuningan.
B.
Saran
Adapun saran saya
sebagai praktikan terhadap asisten adalah untuk pengamatan atau praktikum
selanjutnya sebaiknya menggunakan bahan (ikan) praktikum yang masih segar.
Daftar pustaka nya mana
BalasHapus