I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Respirasi merupakan proses pertukaran atau pengambilan oksigen dan
pelepasan karbon dioksida antara
organisme dengan lingkungan ia berada. Alat pernapasan pada ikan umumnya adalah
insang namun pada saat larva ikan bernafas dengan kantung kuning telur ada juga
beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan. Umumnya ikan yang
memiliki alat pernapasan tambahan adalah ikan ikan yang hidup di daerah yang
kurang oksigen.
Organ pernapasan dapat dibagi menjadi dua yaitu organ
pernapasan akuatik yang terdiri dari Insang dalam atau insang yang terletak di
dalam rongga insang dan insang luar atau insang yang beradadi luar rongga
insang serta Organ pernapasan udara yaitu organ yang dapat langsung mengambil
oksigen dari udara. Organ pernapasan udara juga dapat
di bagi menjadi yaitu insang dalam dan insang luar.
Pada prinsipnya
mekanisme pernapasan pada ikan Elasmobranchiidan telestoii sama yaitu terjadi
pada dua tahap, tahap pertama merupakan inspirasi dan tahap kedua adalah ekspirasi. Ada juga mekanisme pernapasan lain
yang disebut ram ventilation.
Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilaksanakan praktikum iktioloi tentang sistem pernapasan
ikan.
B.
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengamati letak bagian-bagian alat yang
digunakan
dalam proses pernafasan yang meliputi insang serta ada atau tidaknya alat
pernafasan tambahan yang biasanya terdapat pada jenis-jenis ikan tertentu.
Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa atau praktikan dapat
mengetahui letak alat yang digunakan oleh ikan serta ada atau tidaknya
pernapasan tambahan pada ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi
1.
Ikan Bandeng (C. chanos)
Klasifikasi
dari ikan Bandeng (C. chanos) menurut
Sudrajat (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies
: C. chanos
Gambar 1. Ikan
Bandeng (C. chanos)
(Sumber Dok.
Pribadi 2015)
2. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Klasifikasi
dari Cakalang (K. pelamis) menurut Nadia (2009) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili: Scombridae
Genus : Katsuwonus
Species : K. Pelamis
Gambar 2. Ikan Cakalang (K.
Pelamis)
(Sumber Dok. Pribadi
2015)
B.
Morfologi
dan Anatomi
Ikan bandeng
memiliki tubuh yang berbentuk memanjang, padat, pipih, dan oval, perbandingan
tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2), perbandingan panjang
kepala dengan panjang total adalah 1 : (5,2 - 5,5) Kepala tidak bersisik. Mulut
terletak di ujung dan berukuran kecil. Rahangnya tanpa gigi. Mata tertutup oleh
kulit bening (subcytuneus), tutup insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu
operculum suboperculum dan radii branhiostegi, semua tertutup selaput membran
branhiostegi. Sirip dada terletak dekat/dibelakang tutup, insang dengan rumus
jari-jari PI. 16-17. Sirip, perut terletak di bawah perut, dengan rumus
jari-jari VI. 10-11. Sirip dubur terletak dekat anus dengan rumus jari-jari A
11. 8-9. Garis sisi (Linea lateralis) terletak memanjang dari belakang tutup
insang dan berakhir pada bagian tengah sirip ekor.
Secara eksternal ikan bandeng
mempunyai bentuk kepala mengecil dibandingkan lebar dan panjang badannya,
matanya tertutup oleh selaput lendir (adipose). Sisik ikan banding yang masih hidup
berwarna perak, mengkilap pada seluruh tubuhnya. Pada bagian punggungnya
berwarna kehitaman atau hijau kekuningan atau kadang-kadang albino, dan bagian
perutnya berwarna perak serta mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai
sirip ekor. Pada ikan bandeng ukuran juvenil dan dewasa jumlah sirip dorsal II
:12-14, anal II: 8 atau 9, sirip dada I: 15-16, sirip bawah I:10 atau 11 dan
mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai caudal antara 75-85, dan
tulang belakang berjumlah 44 ruas.
Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform),
dengan dua sirip punggung yang terpisah. Sirip
punggung pertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam. Sirip punggung kedua
yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip tambahan
berukuran kecil (finlet). Sirip dubur berjumlah 14-15
jari-jari, diikuti oleh 7-8 finlet. Sirip dada pendek, dengan 26-27
jari-jari lunak. Di antara sirip perut terdapat dua
lipatan kulit yang disebut taju interpelvis. Busur (lengkung) insang yang
pertama memiliki 53-63 sisir saring(Charles, 2004).
Bagian
punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian
bawah berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang
memanjang di samping badan. Tubuh tanpa sisik kecuali pada
bagian barut badan (corselet) dan gurat sisi.
Pada kedua sisi batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang kuat,
masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.
C.
Habitat dan
Penyebaran
Hela dan Laevastu (2004) mengatakan
bahwa pengaruh suhu permukaan laut terhadap penyebaran cakalang untuk perairan
tropis adalah kecil karena suhu relatif sama (konstan) sepanjang tahunnya.
Walaupun demikian suhu dapat menandakan adanya current boundaries.
Kemudian dijelaskan penyebaran tuna dan cakalang sering mengikuti penyebaran
atau sirkulasi arus. Garis konvergensi di antara arus dingin dan arus panas
merupakan daerah yang banyak makanan dan diduga daerah tersebut merupakan fishing
ground yang baik untuk perikanan tuna dan cakalang.
Arus merupakan gerakan mengalir
suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan dalam
densitas air laut, gerakan bergelombang panjang dan arus yang disebabkan oleh
pasang surut. Angin yang berhebus di perairan Indonesia terutama adalah angin
musim yang dalam setahun terjadi dua kali perbalikan arah yang mantap,
masing-masing disebut angin barat dan angin timur (Nontji, 2003). Penyebaran
ikan cakalang sering mengikuti penyebaran atau sirkulasi arus. Daerah pertemuan
antara arus panas dan arus dingin merupakan daerah yang banyak organisme dan
diduga daerah tersebut merupakan fishing ground yang baik bagi perikanan
cakalang (Hela and Laevastu, 2004).
Blackburn (1995) berpendapat bahwa
kuat lemahnya arus menentukan arah pergerakan tuna dan cakalang. Pada kondisi
arus kuat, tuna dan cakalang akan melawan arus dan pada arus lemah akan
mengikuti arus.
D.
Fisiologi
dan Reproduksi
Ukuran ikan cakalang
diberbagai perairan dunia pada saat pertama kali memijah atau matang gonad berbeda
beda. Dalam perkembangannya, cakalang akan mencapai tingkat dewasa pada tahap
ke empat. Pada tahap ini cakalang dapat mencapai panjang 39,1 cm untuk jantan
dan 40,7 untuk yang betina. ikan cakalang mulai memijah ketika panjang sekitar
40 cm dan setiap kali memijah dapat menghasilkan 1.000.000 – 2.000.000 telur.
Cakalang memijah sepanjang tahun di perairan ekuator atau antara musim semi
sampai awal musim gugur untuk daerah subtropis. Masa pemijahan akan menjadi
semakin pendek dengan semakin jauh dari ekuator (Matsumoto,2004 ).
Pemijahan alami berlangsung dalam
kelompok-kelompok kecil yang tersebar disekitar gosong karang atau perairan
yang jernih dan dangkal disekitar pulau pada bulan maret, mei, dan September
sampai januari. Bandeng memijah pada tengah malam sampai menjelang pagi.
Sedangkan pemijahan buatan dapat dilakukan melalui rangsangan hormonal. Hormon
yang diberikan dapat berbentuk cair atau padat. Hormone bentuk padat diberikan
setiap bulan, sedangkan hormone bentuk cair diberikan pada saat induk jantan
dan betina sudah matang gonad. Induk bandeng akan memijah setelah 2– 15 kali
implantasi tergantung pada tingkat kematangan gonad. Pemijahan induk betina
yang mengandung telur berdiameter lebih dari 750 mikron atau induk jantan yang
mengandung sperma tingkat 3 dapat dipercepat dengan menyuntikkan hormone LHRH-a
pada dosis 30– 50 mikro gram/kg berat tubuh atau dengan hormone HCG pada dosis
5000-10.000 IU/kg berat tubuh.
Indikator bandeng memijah adalah
bandeng jantan dan bandeng betina berenang beriringan dengan posisi jantan
dibelakang betina. Pemijahan lebih sering terjadi pada pasang rendah dan fase
bulan seperempat. Dalam siklus hidupnya, bandeng berpindah dari satu ekosistem
ke ekosistem lainnya mulai dari laut sampai ke sungai dan bahkan danau. Hal ini
disebabkan karena bandeng memiliki kisaran adaptasi yang tinggi terhadap
salinitas.
E. Nilai Ekonomi
Ikan bandeng memiliki rasa daging
yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan Sulawesi
Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi. Selain
sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai umpan hidup
bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus
pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Komposisi gizi per 100 gram daging
bandeng adalah energi 129 kkal, protein 20 g, lemak 4,8 g, kalsium 20 mg,
fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI, dan vitamin B1 0,05 mg. Protein
bandeng cukup tinggi. Kondisi ini menjadikan bandeng sangat mudah dicerna dan
baik dikonsumsi oleh semua usia untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh,
menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat
gizi mikro.
lkan cakalang adalah ikan yang berpotensi cukup tinggi
dalam bidang ekspor serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Walaupun demikian,
tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal ini menyebabkan penanganan ikan cakalang masih belum baik dari penangkapan sampai
pemasaran). Ikan cakalang memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 26,2
mg/100g dan sangat cocok dikonsumsi oleh anak-anak dalam masa pertumbuhan, selain itu ikan cakalang juga sangat kaya akan kandungan asam
(Ronny, 2011)
F.
Sistem
pernapasan
Ikan
membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme dan membuang gas CO2sebagai hasil sisa
metabolisme dalam sel. Oksigen merupakan zat yang sangat penting dibutuhkan
oleh tubuh untuk mengoksidasi zat yang berupa makanan seperti karbohidrat,
lemak,dan protein agar dapat menghasilkan energi yang diperlukan kembali oleh
tubuh(Burhanuddin, 2008
).
Alat pernafasan pada ikan secara
umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai
alat pernafasan paru-paru selalu mengguakan insang. Filament insang adalah
bagian yang mengandung kapiler-kapiler darah dan berfungsi untuk mengikat
oksigen yang terlarut dalam air pada proses pernafasan. Lengkung insang
mempunyai saluran yang memungkinkan darah dapat keluar dan masuk dari insang,
merupakan tempat filament dan tapis insang. Tapis insang terletak pada bagian
yang terdepan, yang pada jenis ikan herbivore pemakan plankton (plankton
feeder) berfungsi sebagai penyaring makanan dan relative panjang dan rapat dibandingkan
dengan jenis ikan karnivora. Insang ikan bertulang sejati ditutup oleh penutup
insang (oprculum) yang terdiri atas bagian operculum, sub operculum, inter
operculum, dan preperculum. Insang ikan bertulang rawan tidak tertutup
operculum tetapi insang berada di dalam dan berhubung dengan lingkungan luar
adanya celah-celah insang yang berjumlah 5-7 buah (Nadia, 2009)
III.
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan
pada hari Minggu, 27
Desember 2015
pukul 12.30-15.00 WITA di Laboratorium Produksi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada saat praktikum kali ini pad dilihat tabel sebagai berikut :
Tabel
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum 2 iktiologi
NoNamaAlat dan
Bahan
|
Kegunaan
|
|
1.
|
Alat
|
|
-
|
Baki
|
Meletakkan organisme yang
diamati.
|
-
|
Mistar
|
Mengukur panjang organisme
yang diamati.
|
-
|
Lap
kasar
|
Membersihkan tempat organisme
yang telah diamati.
|
-
|
Lap
halus
|
Membersihkan alat yang telah
dipakai pada saat praktikum.
|
-
|
Alat
tulis menulis
|
Menulis
semua hasil pengamatan.
|
-
|
Gunting
Bedah
|
Untuk
memotong organisme yang diamati
|
-
|
Pisau
Bedah
|
Untuk
membedah organisme yang diamati
|
-
|
Pinset
Bedah
|
Untuk mengambil organisme
yang diamati
|
2.
|
Bahan
|
|
-
|
Ikan cakalang (K. pelamis)
|
Organisme
yang diamati
|
-
|
-
Ikan Bandeng (C.
chanos)
|
Organisme
yang diamati
|
C.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan untuk mengamati alat pernapasan pada ikan adalah sebagai
berikut:
-
Merusak bagian medula oblingata sera
melakukan beberapa pembedahan untuk alat pernapasan yaitu:
-
Bagian tulang insang dan alat pernapasan
tambahan terletak dalam rongga insang bagian atas
-
Membuat sayatan pada penutup isang preoperculum
atau yang biasa disebut dengan preoperculum dari dasar keatas dan diteruskan
agak kedepan sampai rongga bagian atas dapat dikelupas atau dikuliti dan dapat
dilihat alat pernapasan tambahannya ada atau tidak.
-
Divertikula
-
Menggunting ikan mulai dari pinggir
mulut kearah belakang sampai mulut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.
A. Hasil Pengamatan
1. Ikan Bandeng (C. Chanos)
Keterangan :
1. Gill filament: 226 lapis
2. Gill arch: 8 lapis
|
|
Gambar 3.sistem pernapasan ikan Bandeng (C. Chanos)
2. Ikan Cakalang (K. Pelamis)
Keterangan :
1. Gill filament : 270 lapis
|
|
|
3. Gill arch :8 lapis
Gambar
4. Sistem pernapasan ikan Cakalang (K.
Pelamis)
Tabel
2. Hasil pengamatan sistem pernapasan ikan bandeng (C. Chanos) dan ikan cakalang (K.
Pelamis) sebagai berikut
No.
|
Jenis pengamatan
|
Jenis ikan
|
|
|
|
Ikan bandeng (C. Chanos)
|
Ikan cakalang (K. Pelamis)
|
1.
|
Gill filament
|
226 lapis
|
270 lapis
|
2.
3.
|
Gill arch
Giil racker
|
8 lapis
90 lapis
|
8 lapis
90 apis
|
B.
Pembahasan
Alat pernapasan
padaikan umumnya adalah insang adapula beberapa jenis ikan yang memiliki alat
pernapasan lain seperti kulit pada
beberapa jenis ikan yang tidak bersisik,kantung kuning pada saat ikan
masihberumur larva dan jaringan pembuluh darah yang biasanya ditemukan ikan
jenis tertentu dimana insang ikan tersebut masih dalam tahap perkembangan.
Secar umum fungsi insang pada ikan adalah sebagai alat pernapasan utama pada
ikan, sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan pada jenis ikan
plancton feeder dan juga sebagi alat pertukaran ion dan osmoregulasi.
Alat
pernapasan ikan dapat digolongkan dalam organ pernapasan akuatik yang terdiri
dari insang dalam atau insang yang berada dalam rongga insang dan insang luar
yang berada diluar dari rongga insang, dan bgolongan kedua yang merupakan organ
pernapasan udara dimana organ ini dapat secara langsung mengambil oksigen dari
udara. Biasanya organ pernapasan udara ini terdapat pada beberapa jenis ikan
yang hidup di daerah yang berkadar oksigen terlarut yang minim seperti perairan
rawa, muara sungai.
Pada
dasarnya organ pernapasan udara pada ikan terbagi menjadi lima organ yaitu
organ brankial, organ tekak, organ kerongkongan, organ intestinal, dan kulit.
Organ brankial terdiri dari rongga insang, insang, divertikula insang,
aborescent, dan labirin. Organ tekak terdiri dari divertikula tekak dan rongga
bukofaring. Organ kerongkongan terdiri dari gelembung gas dan paru-paru. Organ
intestinal yang terdiri dari rongga lambung, usus.
Pada
praktikum ini ikan yang digunakan ada dua jenis ikan yaitu ikan cakalang(Katsuwonus pelamis) dan ikan bandeng(Chanos chanos). Pada pengamatan alat
pernapasan ini didapatkan hasil sebagai berikut yaitu jumlah gill racker
padaikan cakalang berjumlah 90 gill filamentnya berjumlah 270 sedangkan
gill arch dari ikan cakalang ini berjumlah 8. Sedangkan pengamatan yanng
dilakukan pada jenis ikan lainnya yaitu ikan bandeng adalah sebagai berikut
jumlah gill racker ikan bandeng berjumlah 90 lapis dan gill filamentnya
berjumlah 226 dan gill
arch ikan bandeng berjumlah 8. Hal ini sesuai dengn pernyataan Nadia(2014) yang
menyatakan bahwa tapis insang berada pada bagian terdepan dimana ikan herbivora
memiliki insang yang relatif panjang dan rapat dibanding ikan karnivora karena
merupakan jenis ikan pemakan plankton yang berfungsi sebagai penyaring
makanannya.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Kesimpulan dari
praktikum sistem inegumen ini adalah
ikan bandeng(Chanos chanos)
memiliki gill filament atau tapis insang yang lebih panjang, rapat hal ini
dikarenakan ikan bandenng merupakan jenis ikan herbivora dimana ikan bandeng
merupakan plancton feeder dibanding jenis ikan karnivora yakniikan cakalang(Katsuwonus pelamis) yang memiliki insang
yang lebih pendek dan kaku. Pada kedua ikan ini tidak memiliki alat pernapasan
tambahan.
B. Saran
Saran
saya pada praktikum ini adalah sebaiknya pada praktikum selanjutnya asisten
pendamping lebih rinci dalam menjelaskan apa yang harus praktikan lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar