I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanjung
Tiram merupakan daerah yang cukup penting diSulawesi tenggara. Sebagian wilayah
di sulawesi Tenggara sebagian besar didominasi oleh lautan, sehingga sumberdaya
alam yang terdapat di daerah pesisir di Indonesia juga melimpah, karena di
daerah pesisir terdapat lebih dari satu ekosistem. Menurut Kusumastanto (2006),
wilayah pesisir memiliki konsentrasi-konsentrasi keunggulan wilayah yang tidak
dimiliki wilayah lain, yaitu (1) keunggulan sumberdaya alam misalnya mangrove,
terumbu karang, dan padang lamun, (2) karakteristik kultural yang khas dengan
ciri egaliter, inward looking dan dinamis, dan (3) adanya keterkaitan
hubungan masyarakat dengan sumberdaya wilayah pesisir.
Istilah
ekologi pertama kali digunakan oleh Erneast Haeckel pada pertengahan tahun
1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah dan
logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah, ekologi adalah ilmu yang
mempelajari mahkluk hidup dalam rumahnya. Atau dapat diartikan ilmu yang
mempelajari rumah makhluk hidup.
Ekologi
merupakan pendekatan holistic terhadap pemahaman akan organism hidup dalam
konteks relasinya baik dengan lingkungan fisik (abiotik) maupun dengan satu
sama lain (biotic). Interaksi-interaksi organism hiduplah yang merupakan bahan
mentah bagi pengkajian-pengkajian ekologis.
Terumbu
karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut
yang dihasilkan terutama oleh hew an karang. Karang adalah hew an tak bertulang
belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau
Cnidaria. Yang disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo
scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa.
Lebih lanjut dalam makalah ini pembahasan lebih menekankan pada karang sejati
(Scleractinia).
Berdasarkan
hal-hal diatas maka, perlu diadakannya
praktikum mengenai , ekologi laut untuk mempelajari dan menambah
pengetahuan tentang berbagai hal di ekosistem terumbu karang.
1.2
Tujuan
dan Manfaat
Berikut
tujuan dan manfaat dari praktek lapang Ekologi laut :
1. Untuk
mempelajari organisme yang hidup diekosistem terumbu karang di perairan desa
Tanjung Tiram, Moramo Utara.
2. Mahasiswa
dapat mengamati dan mengetahui secara langsung organism yang hidup baik pada
ekosistem terumbu karang, lamun, maupun pada ekosistem mangrove.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Terumbu
Karang
Terumbu karang (coral reef)
merupakan ekosistem yang khas terdapat dilaut-laut daerah tropis. Ekosistem ini
mempunyai produktivitas organik yang sangat tinggi. Demikian pula
keanekaragaman biota yang ada di dalamnya. Komponen biota terpenting disuatu
terumbu karang ialah hewan karang batu (stony coral) yang krangkanya terbuat
dari bahan kapur. Tetapi disamping itu sangat banyak jenis biota lainnya yang hidupnya
mempunyai kaitan erat dengan karang batu ini. Semuanya terjalin dalam hubungan
fungsional yang harmonis dalam satu
ekosistem terumbu karang.
Anggota
filum Cnidaria kebanyakan hidup di laut dan hanya 14 spesies dari kelas
hydrozoa yang hidup di air tawar. Umumnya hidup diperairan dangkal dan melekat
pada substrat, beberapa spesies dari kelas Hydrozoa biasanya hidup diperairan
yang tidak terlalu bergolak, umumnya memilih teluk sebagai habitat untuk hidup.
Kelas scyphozoa dapat ditemukan disemua lautan mulai dari perairan tropis
sampai Laut Arktik ( Suwignyo, dkk., 2005).
Pada
kelas anthozoa yaitu karang bereproduksi secara seksual baik pembuahan internal
atau eksternal. Sel reproduksi yang ditanggung pada polip (membran) yang
memancar batin dari lapisan jaringan yang melapisi rongga perut. Larva berenang
bebas dilepaskan ke dalam air dan menetap dalam beberapa jam. Eksternal telur dibuahi
berkembang sementara terpaut. Setelah beberapa hari, telur dibuahi berkembang
menjadi larva berenang bebas. Beberapa karang hermaphroditic (yang memiliki
keduanya sel reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada reproduksi secara
aseksual yaitu pertumbuhan reproduksi seksual memulai suatu koloni aseksual
dengan tunas. Budding
terjadi ketika sebagian dari orangtua polip mencubit untuk membentuk individu
baru (Nonji, 2005).
2.2
Echynodermata
Echinodermata
(Filum Echinodermata, dari bahasa Yunani untuk kulit duri) adalah sebuah filum
dari hewan laut yang ditemukan hampir di semua kedalaman. Filum ini muncul di
periode Cambrian awal dan terdiri atas 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang
sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) masih
hidup sekarang:Asteroidea (bintang laut): sekitar 1.500 spesies yang menangkap
mangsa untuk makanan mereka sendiri. Concentricycloidea, dikenal karena sistem
vaskular air mereka yang unik; dua spesies; baru-baru ini digabung ke dalam
Asteroidea. Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan pemakan yang
menunggu mangsa. Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir ): dikenal karena duri
mereka yang mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies. Holothuroidea (teripang):
hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000 spesies. Ophiuroidea (bintang
ular), secara fisik merupakan echinodermata terbesar; sekitar1.500spesies (
Yusron, 2006).
Hidup
pada berbagai macam tipe habitat, seperti : zona pasir, rataan terumbu, daerah
pertumbuhan algae, padang lamun, beting karang dan zona karang hidup (tubir
karang). Penyebaran lokal fauna ekhinodermata selain dipengaruhi oleh zonasi
dan bentuk substrat, juga oleh jenis pakan dan cara makan. Selain itu, kondisi
terumbu karang ikut mempengaruhi sebaran lokal fauna ekhinodermata (Aziz, 2002).
Echinodermata
mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan betina. Fertilisasi
terjadi diluar tubuh, yaitu didalam air laut. Telur yang telah membuahi akan
membelah secara cepatmenghasilkan blustula dan selanjutnya akan menjadi
gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva, larva atau disebut juga bipinnaria
berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas didalam air mencari
tempat yang cocok hingga menjadi Brachidaria,
lalu mengalami metamorphosis dan akhirnya menjadi dewasa bentuk tubuhnya
berubah menjadi radial simetri (jasin,
2000).
a. Bintang Laut
Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Echinodermata (dalam bahasa yunani,
echino=landak, derma=kulit) adalah kelompok hewan
triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam
(endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa Inggris ia
dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Sesuai dengan namanya itu, jenis
hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk
hewan simetri
radial dan
umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka
bergerak dengan menggunakan sistem
vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas,
namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya
bergerak mengikuti arus air laut (Syamsul, 2013).
Bintang
laut (Protoreaster nodosus) termasuk
karnivora dan memangsa berbagai avertebrata lain. Biasanya bintang laut (Protoreaster nodosus) memakan makanan
berupa sampah, ikan-ikan kecil, siput dan kerang, hewan-hewan mati (bangkai),
zat buang (kotoran fase), dan organisme lainnya ( Brotowidjoyo, 2004).
Sistem pencernaan Bintang laut
adalah dengan mensekresikan getah pencernaan yang mulai mencerna tubuh lunak
moluska di dalam cangkangnya sendiri.Bintang laut dan beberapa Echinodermata
mampu melakukan regenerasi. Bintang laut dapat menumbuhkan kembali lengan yang
hilang, dan anggota satu genus bahkan dapat menumbuhkan kembali keseluruhan
tubuh dari sebuah lengan tunggal (Campbell, 2003 ).
Secara ekologis, bintang laut
berperan dalam ekosistem terumbu karang, umumnya sebagai pemakan detritus dan
predator. C. novaeguineae merupakan pemangsa karang. Menurut Yusron
(2006), C. novaeguineae tidak dianggap sebagai ancaman utama
terhadap terumbu karang seperti Acanthaster planci. Sebagian besar
bintang laut Karimunjawa termasuk pemakan detritus yaitu L. laevigata, L.
multifora, A. angulatus, A. typicus, N. frianti, N.
pauciforis, P. nodosus dan E. luzonicus. Hewan pemakan
detritus berperan dalam mendaur ulang detritus serta mengembalikannya kedalam
rantai makanan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat spesies yang belum
pernah terdata ada di perairan kepulauan Karimunjawa yaitu L. multifora,
A. angulatus, N. frianti dan N. pauciforis. Hal ini
diperkuat oleh Yusron (2006) yang tidak menyebutkan adanya keempat spesies
tersebut. Informasi mengenai bintang laut yang belum pernah terdata sebelumnya,
menandakan bahwa masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang
keanekaragaman bintang laut di kepulauan Karimunjawa.
Habitat
bintang laut adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada
kejelukan 2 samapi 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada
saat air surut dan yang di temukan di terumbu karang, hidup pada kedalaman
berkisar 33 m. Habitat bulu babi yaitu banyak ditemukan di dasar pasir dan
terumbu karang. (Romimohtarto dan
Juwana, 2001).
Berikut Klasifikasi Bintang laut
yang hidup di ekosistem Karang Perairan Tanjung Tiram:
Filum : Echinodermata
Kelas : Asreroidea
Ordo :
Forcipularia
Famili : Asteridae
Genus : Asterias
Spesies : Asterias sp
Gambar 1. Bintang Laut (Asreroidea)
Berikut adalah klasifikasi dari
bintang bulat :
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : -
Famili : Temnopleuridae
Genus : Mespilia
Spesies: Mespilia globulus
Gambar 2. Bintan Laut Bulat
b.
Bulu Babi
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk
bola misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabciapunctulata).
Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan
khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsi dari
tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau
sisa-sisa organisme.Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir
(Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya
agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya
berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari
kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk
mengangkut makanan (Yusron, 2006).
Dari kelas Echinoidea ( Bulu babi
dan Dollar pasir ), tidak memiliki lengan. Akan tetapi mereka memiliki lima
baris kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan lambat. Bulu babi juga
memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang, yang membantu dalam
pergerakan. Mulut Bulu babi dilingkari oleh stuktur kompleks mirip rahang yang
telah beradaptasi untuk memakan ganggang laut dan makanan lain. Bulu babi
secara kasar berbentuk agak bulat, sementara tubuh dollar pasir pipih dan
berbentuk cakram.Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang,
dasar laut, dalam Lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, muara sungai (dengan membenamkan
diri di tanah liat atau di bawah karang). Hewan-hewan yang termasuk kelas ini
berbentuk bundar tak berlengan, tetapi memilki duri yang dapat digerakkan.
(Campbell, 2003 ).
Bulu
babi (Tripneustes gratilla) memakan
ganggang, hewan sessile, dan bangkai. beberapa jenis memakan detritus. Jenis
echinoid yang irregular merupakan deposit feeder dengan memanfaatkan bahan
oraganik yang terdapat lubang pada tempat hidupnya (Romimohtarto, 2001).
Bulu
babi terdapat pada batu dan lumpur pantai sampai kedalaman 5000 meter, bergerak
dengan duri-duri dan kaki tabung. Contoh
yang banyak ditemukan di dasar pasir dan terumbu karang adalah D. sitosum. Jenis Echinotrix
calamaris, Salmacis bicolor, dan Tripneustes
gratilla paling banyak ditemukan
hidup melekat pada bebatuan (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Berikut klasifikasi Bulu Babi yang
hidup di Ekosistem Karang pada Perairan Tanjung Tiram :
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Coimaroclonta
Famili : -
Genus : Stongylocentrotus
Spesies : Stongylocentrotus sp
Gambar 3. Bulu Babi (Stongylocentrotus.sp)
III.
METODOLOGI
3.1
Waktu
dan Tempat
Pada praktek lapang Ekologi Laut dilaksanakan
pada hari Sabtu, 13 Desember 2014. mulai
pukul 10.00 – 12.00 WITA, bertempat di perairan Pantai Desa Tanjung
Tiram.
3.2
Alat
dan Bahan
Table 1. Alat dan Bahan
pada praktek lapang Ekologi Laut
No.
|
Nama
|
Satuan
|
Fungsi
|
1.
|
Alat :
- Alat
tulis
- Alat
dasar snorkeling
- Kamera
|
-
-
-
|
Untuk mencatat
Untuk membantu
melihat organisme karang
Sebagai
dokumentasi hasil
|
2.
|
Bahan :
- Bulu
babi (Echinoidea)
- Bintang
laut (Asreroidea)
- Lili
laut (Crinoidea)
|
-
-
-
|
Obyek
pengamatan
Obyek
pengamatan
Obyek
pengamatan
|
3.3
Prosedur
Kerja
a. Menyiapkan
alat tulis terlebih dahulu
b. Melakukan
pengamatan di ekosistem terumbu karang
c. Mengambil
dan mengamati organisme apa saja yang termasuk dalam filum echynodermata yang
berada di ekosistem terumbu karang di perairan Tanjug Tiram.
d. Mengambil
gambar dari hasil pengamatan yang telah di temukan di ekosistem terumbu karang.
e. Mencatat
organisme pengamatan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran
Umum
Gambar 4. Peta lokasi praktek desa Tanjung Tiram
Desa Tanjung Tiram merupakan salah
satu Desa dalam wilayah administrasi Kecamatan Moramo Utara yang wilayahnya
terletak di daerah pesisir yang memiliki
luas wilayah 23,00 km2 dengan panjang
garis pantai ± 1 km.
Secara geografis Desa Tanjung Tiram mempunyai batas wilayah
sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Lalowaru
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Wawatu
c. Sebelah barat berbatasan dengan hutan rakyat
d. Sebelah timur berbatasan dengan laut banda
Desa
Tanjung Tiram mempunyai topografi pantai yang relatif landai, dan memiliki
daerah pasang surut yang cukup luas. Secara umum, substrat yang terdapat di
daerah pasang surut terdiri dari lumpur berpasir, pasir berlumpur, patahan
karang, dan pecahan cangkang molusca (hasil analisis substrat), Di daerah
pesisir dijumpai vegetasi mangrove dan ekosistem lamun.
4.2
Hasil
Hasil
pengamatan pada praktek lapang Ekologi Laut dapat dilihat pada table 2 berikut
:
Tabel 2. Hasil Pengatan pada Praktek Lapang Ekolgi Laut
No.
|
Gambar
|
Nama
|
Klasifikasi
|
1.
|
|
Bintang
Laut
(Asreroidea)
|
Filum : Echinodermata
Kelas : Asreroidea
Ordo : Forcipularia
Famili : Asteridae
Genus : Asterias
pesies : Asterias sp
|
2.
|
|
Bulu
Babi (Echinoidea)
|
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Coimaroclonta
Famili : -
Genus : Stongylocentrotus
Spesies : Stongylocentrotus sp
|
3.
|
|
Bintang
Bulat
|
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : -
Famili : Temnopleuridae
Genus : Mespilia
Spesies:Mespilia globulus
|
4.3
Pembahasan
Ekosistem
terumbu karang memiliki nilai estetika tinggi, yang merupakan daya tarik
tersendiri bagi kepentingan wisata bahari. Berbagai jenis biota laut
menggunakan terumbu karang sebagai tempat hidup, mencari makan, berkembang
biak. Fauna echinodermata merupakan salah satu
komponen biota laut pada ekosistem terumbu karang yang memiliki peranan cukup
penting dalam rantai makanan.
Pada kegiatan praktek lapang yang telah kami
lakukan di perairan Tanjung Tiram, organisme filum echinodermata yang hidup
pada terumbu karang di perairan tersebut diantaranya Bulu
babi (Echinoidea), Bintang laut (Asreroidea) dan Lili laut (Crinoidea).
Bulu babi adalah salah satu biota laut yang belum banyak
dikenal oleh masyarakat walaupun gonatnya memiliki nilai gizi yang tinggi.
Organisme tersebut berbentuk bundar, tidak memiliki lengan akan tetapi
organisme tersebut memiliki duri yang dapat bergerak. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Campbel (2003) bahwa dari kelas echinidea tidak memiliki lengan.
Akan tetapi mereka memiliki lima baris kaki tabung yang berfungsi dalam
pergerakan lambat. Bulu babi juga memiliki otot untuk memutar durinya yang
panjang, yang membantu dalam pergerakan. Mulut bulu babi dilingkari oleh
struktur kompleks mirip rahang yang telah beradaptasi untuk memakan ganggang
laut dan makanan lain, Bulu babi secara kasar agak berbentuk bulat.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktek lapang diperairan Tanjung
Tiram bulu babi memiiki klasifikasi dari Filum
: Echinodermata, Kelas : chinoidea, Ordo : Coimaroclonta, Famili : - (tidak
diketahui), Genus : Stongylocentrotus dan Spesies : Stongylocentrotus sp.
Bintang
laut adalah satu jenis makhluk hidup yang hidup di perairan. Bintang laut
tergolohg dalam salah satu jenis binatang yang tidak memiliki tulang belakang.
Secara umum bintang laut termasuk dalam filum Echinodermata dan termasuk dalam
kelas Asteroida. Struktur tubuh bintang laut tersusun berdasarkan jenis dan
spesiesnya yang beragam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syamsul (2013) bahwa Bintang
laut merupakan hewan invertebrata yang
termasuk dalam filum
Echinodermata, dan kelas Asteroidea.
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino=landak, derma=kulit)
adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya
rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa
Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya
dengan ikan.
Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan.
Bintang laut termasuk hewan simetri radial dan
umumnya memiliki lima atau
lebih lengan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air.
Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan
ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti
arus air laut.
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada perairan Tanjung Tiram bintang
laut di perairan tersebut memiliki
klasifikasi dari Filum : Echinodermata, Kelas : Asreroidea,
Ordo : Forcipularia, Famili : Asteridae, Genus : Asterias, dan Spesies : Asterias sp.
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami peroleh dalam praktek
lapang diperairan Tanjung Tiram dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Organisme filum echinodermata yang hidup pada
terumbu karang di perairan tersebut diantaranya Bulu
babi (Echinoidea), Bintang laut (Asreroidea) dan Bintang Bulat.
2.
Echinodermata mempunyai
jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan betina. Fertilisasi terjadi
diluar tubuh, yaitu didalam air laut.
5.2
Saran
Dalam melakukan praktek
lapang selanjutnya sebaiknya praktikan dan asisten dapat bekerja sama melakukan
pengamatan langsung dan praktikan tidak bingung lagi dalam mengamati organism.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar