Rabu, 27 Januari 2016

Laporan Lengkap Ekologi Laut



I.     PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Tanjung Tiram merupakan daerah yang cukup penting diSulawesi tenggara. Sebagian wilayah di sulawesi Tenggara sebagian besar didominasi oleh lautan, sehingga sumberdaya alam yang terdapat di daerah pesisir di Indonesia juga melimpah, karena di daerah pesisir terdapat lebih dari satu ekosistem. Menurut Kusumastanto (2006), wilayah pesisir memiliki konsentrasi-konsentrasi keunggulan wilayah yang tidak dimiliki wilayah lain, yaitu (1) keunggulan sumberdaya alam misalnya mangrove, terumbu karang, dan padang lamun, (2) karakteristik kultural yang khas dengan ciri egaliter,  inward looking  dan dinamis, dan (3) adanya keterkaitan hubungan masyarakat dengan sumberdaya wilayah pesisir.
Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh Erneast Haeckel pada pertengahan tahun 1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah, ekologi adalah ilmu yang mempelajari mahkluk hidup dalam rumahnya. Atau dapat diartikan ilmu yang mempelajari rumah makhluk hidup.
Ekologi merupakan pendekatan holistic terhadap pemahaman akan organism hidup dalam konteks relasinya baik dengan lingkungan fisik (abiotik) maupun dengan satu sama lain (biotic). Interaksi-interaksi organism hiduplah yang merupakan bahan mentah bagi pengkajian-pengkajian ekologis.
Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hew an karang. Karang adalah hew an tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Lebih lanjut dalam makalah ini pembahasan lebih menekankan pada karang sejati (Scleractinia).     
Berdasarkan hal-hal diatas maka, perlu diadakannya  praktikum mengenai , ekologi laut untuk mempelajari dan menambah pengetahuan tentang berbagai hal di ekosistem terumbu karang.
1.2    Tujuan dan Manfaat
Berikut tujuan dan manfaat dari praktek lapang Ekologi laut :
1.      Untuk mempelajari organisme yang hidup diekosistem terumbu karang di perairan desa Tanjung Tiram, Moramo Utara.
2.      Mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui secara langsung organism yang hidup baik pada ekosistem terumbu karang, lamun, maupun pada ekosistem mangrove.







II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat dilaut-laut daerah tropis. Ekosistem ini mempunyai produktivitas organik yang sangat tinggi. Demikian pula keanekaragaman biota yang ada di dalamnya. Komponen biota terpenting disuatu terumbu karang ialah hewan karang batu (stony coral) yang krangkanya terbuat dari bahan kapur. Tetapi disamping itu sangat banyak jenis biota lainnya yang hidupnya mempunyai kaitan erat dengan karang batu ini. Semuanya terjalin dalam hubungan fungsional yang harmonis dalam satu  ekosistem terumbu karang.
Anggota filum Cnidaria kebanyakan hidup di laut dan hanya 14 spesies dari kelas hydrozoa yang hidup di air tawar. Umumnya hidup diperairan dangkal dan melekat pada substrat, beberapa spesies dari kelas Hydrozoa biasanya hidup diperairan yang tidak terlalu bergolak, umumnya memilih teluk sebagai habitat untuk hidup. Kelas scyphozoa dapat ditemukan disemua lautan mulai dari perairan tropis sampai Laut Arktik ( Suwignyo, dkk., 2005).
Pada kelas anthozoa yaitu karang bereproduksi secara seksual baik pembuahan internal atau eksternal. Sel reproduksi yang ditanggung pada polip (membran) yang memancar batin dari lapisan jaringan yang melapisi rongga perut. Larva berenang bebas dilepaskan ke dalam air dan menetap dalam beberapa jam. Eksternal telur dibuahi berkembang sementara terpaut. Setelah beberapa hari, telur dibuahi berkembang menjadi larva berenang bebas. Beberapa karang hermaphroditic (yang memiliki keduanya sel reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada reproduksi secara aseksual yaitu pertumbuhan reproduksi seksual memulai suatu koloni aseksual dengan tunas. Budding terjadi ketika sebagian dari orangtua polip mencubit untuk membentuk individu baru (Nonji, 2005).
2.2 Echynodermata
Echinodermata (Filum Echinodermata, dari bahasa Yunani untuk kulit duri) adalah sebuah filum dari hewan laut yang ditemukan hampir di semua kedalaman. Filum ini muncul di periode Cambrian awal dan terdiri atas 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) masih hidup sekarang:Asteroidea (bintang laut): sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa untuk makanan mereka sendiri. Concentricycloidea, dikenal karena sistem vaskular air mereka yang unik; dua spesies; baru-baru ini digabung ke dalam Asteroidea. Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan pemakan yang menunggu mangsa. Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir ): dikenal karena duri mereka yang mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies. Holothuroidea (teripang): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000 spesies. Ophiuroidea (bintang ular), secara fisik merupakan echinodermata terbesar; sekitar1.500spesies ( Yusron, 2006).
Hidup pada berbagai macam tipe habitat, seperti : zona pasir, rataan terumbu, daerah pertumbuhan algae, padang lamun, beting karang dan zona karang hidup (tubir karang). Penyebaran lokal fauna ekhinodermata selain dipengaruhi oleh zonasi dan bentuk substrat, juga oleh jenis pakan dan cara makan. Selain itu, kondisi terumbu karang ikut mempengaruhi sebaran lokal fauna ekhinodermata             (Aziz, 2002).
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan betina. Fertilisasi terjadi diluar tubuh, yaitu didalam air laut. Telur yang telah membuahi akan membelah secara cepatmenghasilkan blustula dan selanjutnya akan menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva, larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas didalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi Brachidaria, lalu mengalami metamorphosis dan akhirnya menjadi dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri         (jasin, 2000).
a. Bintang Laut
            Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino=landak, derma=kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk  hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti arus air laut (Syamsul, 2013).
Bintang laut (Protoreaster nodosus) termasuk karnivora dan memangsa berbagai avertebrata lain. Biasanya bintang laut (Protoreaster nodosus) memakan makanan berupa sampah, ikan-ikan kecil, siput dan kerang, hewan-hewan mati (bangkai), zat buang (kotoran fase), dan organisme lainnya ( Brotowidjoyo, 2004).
Sistem pencernaan Bintang laut adalah dengan mensekresikan getah pencernaan yang mulai mencerna tubuh lunak moluska di dalam cangkangnya sendiri.Bintang laut dan beberapa Echinodermata mampu melakukan regenerasi. Bintang laut dapat menumbuhkan kembali lengan yang hilang, dan anggota satu genus bahkan dapat menumbuhkan kembali keseluruhan tubuh dari sebuah lengan tunggal (Campbell, 2003 ).
Secara ekologis, bintang laut berperan dalam ekosistem terumbu karang, umumnya sebagai pemakan detritus dan predator. C. novaeguineae merupakan pemangsa karang. Menurut Yusron (2006), C. novaeguineae tidak dianggap sebagai ancaman utama terhadap terumbu karang seperti Acanthaster planci. Sebagian besar bintang laut Karimunjawa termasuk pemakan detritus yaitu L. laevigata, L. multifora, A. angulatus, A. typicus, N. frianti, N. pauciforis, P. nodosus dan E. luzonicus. Hewan pemakan detritus berperan dalam mendaur ulang detritus serta mengembalikannya kedalam rantai makanan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat spesies yang belum pernah terdata ada di perairan kepulauan Karimunjawa yaitu L. multifora, A. angulatus, N. frianti dan N. pauciforis. Hal ini diperkuat oleh Yusron (2006) yang tidak menyebutkan adanya keempat spesies tersebut. Informasi mengenai bintang laut yang belum pernah terdata sebelumnya, menandakan bahwa masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang keanekaragaman bintang laut di kepulauan Karimunjawa.
Habitat bintang laut adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada kejelukan 2 samapi 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat air surut dan yang di temukan di terumbu karang, hidup pada kedalaman berkisar 33 m. Habitat bulu babi yaitu banyak ditemukan di dasar pasir dan terumbu karang. (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Berikut Klasifikasi Bintang laut yang hidup di ekosistem Karang Perairan Tanjung Tiram:
Filum   : Echinodermata
Kelas   : Asreroidea
Ordo    : Forcipularia
Famili : Asteridae
Genus  : Asterias
Spesies : Asterias sp
Gambar 1. Bintang Laut (Asreroidea)

Berikut adalah klasifikasi dari bintang bulat :
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : -
Famili : Temnopleuridae
Genus : Mespilia
Spesies: Mespilia globulus
Gambar 2. Bintan Laut Bulat
b. Bulu Babi
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabciapunctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme.Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan (Yusron, 2006).
Dari kelas Echinoidea ( Bulu babi dan Dollar pasir ), tidak memiliki lengan. Akan tetapi mereka memiliki lima baris kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan lambat. Bulu babi juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang, yang membantu dalam pergerakan. Mulut Bulu babi dilingkari oleh stuktur kompleks mirip rahang yang telah beradaptasi untuk memakan ganggang laut dan makanan lain. Bulu babi secara kasar berbentuk agak bulat, sementara tubuh dollar pasir pipih dan berbentuk cakram.Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang, dasar laut, dalam Lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, muara sungai (dengan membenamkan diri di tanah liat atau di bawah karang). Hewan-hewan yang termasuk kelas ini berbentuk bundar tak berlengan, tetapi memilki duri yang dapat digerakkan. (Campbell, 2003 ).
Bulu babi (Tripneustes gratilla) memakan ganggang, hewan sessile, dan bangkai. beberapa jenis memakan detritus. Jenis echinoid yang irregular merupakan deposit feeder dengan memanfaatkan bahan oraganik yang terdapat lubang pada tempat hidupnya (Romimohtarto, 2001).
Bulu babi terdapat pada batu dan lumpur pantai sampai kedalaman 5000 meter, bergerak dengan duri-duri dan kaki tabung.  Contoh yang banyak ditemukan di dasar pasir dan terumbu karang adalah D. sitosum.  Jenis Echinotrix calamaris, Salmacis bicolor, dan Tripneustes gratilla paling banyak ditemukan  hidup melekat pada bebatuan (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Berikut klasifikasi Bulu Babi yang hidup di Ekosistem Karang pada Perairan Tanjung Tiram :
Filum   : Echinodermata
Kelas   : Echinoidea
Ordo    : Coimaroclonta
Famili : -
Genus   : Stongylocentrotus
Spesies     : Stongylocentrotus sp


Gambar 3. Bulu Babi (Stongylocentrotus.sp)







III.             METODOLOGI
3.1    Waktu dan Tempat
Pada praktek lapang Ekologi Laut dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Desember 2014. mulai  pukul 10.00 – 12.00 WITA, bertempat di perairan Pantai Desa Tanjung Tiram.
3.2    Alat dan Bahan
Table 1. Alat dan Bahan pada praktek lapang Ekologi Laut
No.
Nama
Satuan
Fungsi
1.                   
Alat :
-       Alat tulis
-       Alat dasar snorkeling
-       Kamera

-
-

-

Untuk mencatat
Untuk membantu melihat organisme karang
Sebagai dokumentasi hasil
2.                   
Bahan :
-       Bulu babi (Echinoidea)
-       Bintang laut (Asreroidea)
-       Lili laut (Crinoidea)

-

-

-

Obyek pengamatan

Obyek pengamatan

Obyek pengamatan
3.3    Prosedur Kerja
a.       Menyiapkan alat tulis terlebih dahulu
b.      Melakukan pengamatan di ekosistem terumbu karang
c.       Mengambil dan mengamati organisme apa saja yang termasuk dalam filum echynodermata yang berada di ekosistem terumbu karang di perairan Tanjug Tiram.
d.      Mengambil gambar dari hasil pengamatan yang telah di temukan di ekosistem terumbu karang.
e.       Mencatat organisme pengamatan.



















IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1    Gambaran Umum
Gambar 4. Peta lokasi praktek desa Tanjung Tiram
            Desa Tanjung Tiram merupakan salah satu Desa dalam wilayah administrasi Kecamatan Moramo Utara yang wilayahnya terletak  di daerah pesisir yang memiliki luas wilayah 23,00 km2  dengan panjang garis pantai ± 1 km.
Secara geografis  Desa Tanjung Tiram mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
a.    Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lalowaru
b.    Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wawatu
c.    Sebelah barat berbatasan dengan hutan rakyat
d.    Sebelah timur berbatasan dengan laut banda
            Desa Tanjung Tiram mempunyai topografi pantai yang relatif landai, dan memiliki daerah pasang surut yang cukup luas. Secara umum, substrat yang terdapat di daerah pasang surut terdiri dari lumpur berpasir, pasir berlumpur, patahan karang, dan pecahan cangkang molusca (hasil analisis substrat), Di daerah pesisir dijumpai vegetasi mangrove dan ekosistem lamun.
4.2    Hasil
Hasil pengamatan pada praktek lapang Ekologi Laut dapat dilihat pada table 2 berikut :
Tabel 2. Hasil Pengatan pada Praktek Lapang Ekolgi Laut
No.
Gambar
Nama
Klasifikasi
1.
Bintang Laut
(Asreroidea)
Filum   : Echinodermata
Kelas   : Asreroidea
Ordo    : Forcipularia
Famili : Asteridae
Genus  : Asterias
pesies   : Asterias sp
2.
Bulu Babi (Echinoidea)

Filum   : Echinodermata
Kelas   : Echinoidea
Ordo    : Coimaroclonta
Famili : -
Genus   : Stongylocentrotus
Spesies     : Stongylocentrotus sp

3.
Bintang Bulat
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : -
Famili : Temnopleuridae
Genus : Mespilia
Spesies:Mespilia globulus


4.3    Pembahasan
Ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika tinggi, yang merupakan daya tarik tersendiri bagi kepentingan wisata bahari. Berbagai jenis biota laut menggunakan terumbu karang sebagai tempat hidup, mencari makan, berkembang biak. Fauna echinodermata merupakan salah satu komponen biota laut pada ekosistem terumbu karang yang memiliki peranan cukup penting dalam rantai makanan.
Pada kegiatan praktek lapang yang telah kami lakukan di perairan Tanjung Tiram, organisme filum echinodermata yang hidup pada terumbu karang di perairan tersebut diantaranya Bulu babi (Echinoidea), Bintang laut (Asreroidea) dan Lili laut (Crinoidea).
Bulu babi adalah salah satu biota laut yang belum banyak dikenal oleh masyarakat walaupun gonatnya memiliki nilai gizi yang tinggi. Organisme tersebut berbentuk bundar, tidak memiliki lengan akan tetapi organisme tersebut memiliki duri yang dapat bergerak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Campbel (2003) bahwa dari kelas echinidea tidak memiliki lengan. Akan tetapi mereka memiliki lima baris kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan lambat. Bulu babi juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang, yang membantu dalam pergerakan. Mulut bulu babi dilingkari oleh struktur kompleks mirip rahang yang telah beradaptasi untuk memakan ganggang laut dan makanan lain, Bulu babi secara kasar agak berbentuk bulat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktek lapang diperairan Tanjung Tiram bulu babi memiiki klasifikasi dari Filum : Echinodermata, Kelas : chinoidea, Ordo : Coimaroclonta, Famili : - (tidak diketahui), Genus : Stongylocentrotus dan Spesies : Stongylocentrotus sp.
            Bintang laut adalah satu jenis makhluk hidup yang hidup di perairan. Bintang laut tergolohg dalam salah satu jenis binatang yang tidak memiliki tulang belakang. Secara umum bintang laut termasuk dalam filum Echinodermata dan termasuk dalam kelas Asteroida. Struktur tubuh bintang laut tersusun berdasarkan jenis dan spesiesnya yang beragam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syamsul (2013) bahwa Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino=landak, derma=kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk  hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti arus air laut.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada perairan Tanjung Tiram bintang laut  di perairan tersebut memiliki klasifikasi dari Filum : Echinodermata, Kelas : Asreroidea, Ordo : Forcipularia, Famili : Asteridae, Genus : Asterias, dan Spesies : Asterias sp.
















V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami peroleh dalam praktek lapang diperairan Tanjung Tiram dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Organisme filum echinodermata yang hidup pada terumbu karang di perairan tersebut diantaranya Bulu babi (Echinoidea), Bintang laut (Asreroidea) dan Bintang Bulat.
2.      Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan betina. Fertilisasi terjadi diluar tubuh, yaitu didalam air laut.
5.2    Saran
Dalam melakukan praktek lapang selanjutnya sebaiknya praktikan dan asisten dapat bekerja sama melakukan pengamatan langsung dan praktikan tidak bingung lagi dalam mengamati organism.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar