Kamis, 28 Januari 2016

Laporan Ichtiologi Sistem Pencernaan Ikan Bandeng dan Cakalang



I.              PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Proses pencernaan merupakan proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme secara fisik yang terjadi di rongga mulut dan lambung  dan kimiawi yang terjadi di lambung dan usus dengan tujuan agar makanan dapat di serab oleh tubuh dan dapat di edarkan melalui peredaran darah.
Alat pencernaan pada ikan berbeda antar spesies hal ini disebabkan karena pola adaptasi serta perbedaan terhadap makanannya. Sebagian alat pencernaan sering terjadi modifikasi antara lain adalah gigi,mulut,dan saluran pencernaan.
Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam prosesc pencernaan dan penyerapan makanan. Organ pencernaan berperan pula dalam proses osmoregulasi dan penggelembungan tubuh alat pencernaan terbagi atas dua yaitu saluran pencernaan yang meliputi mulut  rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pilorus, rectum dan anus dan kelenjar pencernaan yang meliputi hati,empedu dan pankreas. Setiap alat pencernaan memiliki tugas masing masingsalah satu contohnya adalah mulut, fungsi dari mulut adalah untuk menangkap atau mengambil makanan. Adaptasi dari mulut menyebabkan bervariasi dari bentuk mulut.
Berdasarkan uraian diatas, maka dianggap perlu dilakukan praktikum iktiologi khususnya tentang saluran pencernaan ikan agar kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang sistem pencernaan ikan ini.


B.     Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk dan letak bagian alat pencernaan makanan pada beberapa golongan organism ikan serta melihat ada atau tidaknya modifikasi alat pencernaan yag terjadi pada ikan tersebut. Sedangkan manfaat dari praktikum ini yaitu sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dan untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem pencernaan pada ikan dan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa.


















II.       TINJAUAN PUSTAKA
A.    Klasifikasi
1. Ikan Bandeng (C. chanos)
Klasifikasi dari ikan Bandeng (C. chanos) menurut Sudrajat (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformes
Famili :       Chanidae
Genus :     Chanos
Spesies : C.  chanos


Gambar 1. Ikan Bandeng (C. chanos)
(Sumber Dok. Pribadi 2015)







2. Ikan Cakalang (Katsuwonus  pelamis)
Klasifikasi dari Cakalang (K.  pelamis) menurut Nadia (2009) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili: Scombridae
Genus : Katsuwonus
Species  : K. Pelamis

Gambar 2. Ikan Cakalang (K. Pelamis)
(Sumber Dok. Pribadi 2015)

B.                 Morfologi dan Anatomi
Secara eksternal ikan bandeng mempunyai bentuk kepala mengecil dibandingkan lebar dan panjang badannya, matanya tertutup oleh selaput lendir (adipose). Sisik ikan banding yang masih hidup berwarna perak, mengkilap pada seluruh tubuhnya. Pada bagian punggungnya berwarna kehitaman atau hijau kekuningan atau kadang-kadang albino, dan bagian perutnya berwarna perak serta mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai sirip ekor. Pada ikan bandeng ukuran juvenil dan dewasa jumlah sirip dorsal II :12-14, anal II: 8 atau 9, sirip dada I: 15-16, sirip bawah I:10 atau 11 dan mempunyai sisik lateral dari bagian depan sampai caudal antara 75-85, dan tulang belakang berjumlah 44 ruas. Pada anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-chanos) kita dapat melihat bahwa ikan bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang memilikin anatomi yang hampir seperti ikan lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya dikenal beberapa saja, antomi ikan tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan mudah di amati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati, kantong empedu (Sutoyo, 2007).
C.    Habitat dan penyebaran
Habitat ikan bandeng adalah diperairan pantai, muara sungai, hamparan hutan bakau, lagoon, daerah genangan pasang surut dan sungai. Ikan bandeng dewasa biasanya berada diperairan littoral. Pada musim pemijaham induk ikan bandeng sering dijumpai berkelompok pada jarak tidak terlalu jauh dari pantai dengan karakteristik habitat perairan jernih, dasar perairan berpasir dan berkarang dengan kedalaman antara 10-30 m. Kemudian ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak
Daerah penyebaran ikan Bandeng yaitu di laut tropik Indo Pasifik dan dominan didaerah Asia. Di Asia Tenggara ikan bandeng berada didaerah perairan pantai Burma, Thailand, Vietnam, Philipina, Malalysia dan Indonesia. Secara umum penyebaran ikan bandeng tercatat berada di sebagian besar laut Hindia dan laut Pasifik kira-kira dari 40 BT-100 BB dan antara 40 LU - 40 LS. Penyebarannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti phase bulan, pasang surut, arus air dan kelimpahan plankton(Anonim 2011).
D.    Fisiologi dan reproduksi
Pembuahan pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terjadi diluar tubuh pada ikan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah dimana ikan jantan memiliki sepasang testis yang membesar pada masa perkawinan melalui vas deferens sperma dikeluarkan melalui papilla urogenital sedangkan pada hewan betina telur akan dikeluarkan melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilla urogenitalis
E.     Nilai ekonomis
Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk. Komposisi gizi per 100 gram daging bandeng adalah energi 129 kkal, protein 20 g, lemak 4,8 g, kalsium 20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI, dan vitamin B1 0,05 mg. Protein bandeng cukup tinggi. Kondisi ini menjadikan bandeng sangat mudah dicerna dan baik dikonsumsi oleh semua usia untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh, menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro
F.     Sistem pencernaan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui dua cara yakni cara fisik dan cara kimiawi, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh tubuh terutama di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui system peredaran darah. Secara anatomi alat pencernaan ikan berhubungan erat dengan kebiasaan makan dan kebiasaan makanan serta stadia umur selain itu, ikan struktur alat pencernaan dapat juga membedakan spesies satu dengan spesies lainnya (Nadia, 2012).
Ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu ginjal, gelembung renang yang berfungsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air , yang terletak disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa (lien), organ ini sukar terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus. Dan terdapat saluran pencernaan, hati dan kantong empedu. Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang yang berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf. Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya berguna dalam rangka (Omar, 2011).



III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Desember 2015 pukul 13.00-15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.  Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum beserta kegunaannya :
No.
Alat dan Bahan
Kegunaan
A.
Alat


-     Baki
Wadah objek yang diamati

-     Pisau bedah
-     Gunting bedah
-     Pinset bedah
Membedah objek yang diamati
Membedah objek yang diamati
Memindahkan objek yang diamati

-     Kain lap (lap kasar dan halus)
Membersihkan wadah pengamatan

-     Mistar
-     Alat tulis
Mengukur objek pengamatan
Menulis laporan sementara
B.
Bahan


-       Ikan Cakalang (K. Pelamis)
Objek  yang diamati

-       Ikan Bandeng (C.chanos)
Objek  yang diamati

C. Prosedur Kerja
-    Menusukkan gunting bedah dengan bagian yang tumpul kebagian anus, kemudian tubuh ikan ke arah rongga perut bagian atas.
-    Setelah mencapai bagian ujung rongga perut atas terdapat (belakang kepala), gunting di arahkan kebagian bawah sampai kedasar perut kemudian membuka daging yang telah terbuka tersebut sehingga organ-organ tubuh bagian dalam dapat terlihat, dan alat pencernaan dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.
-    Menggunting bagian kepala hingga terbelah dua, memotong bagian terdepan esopagus dan menarik usus keluar kemudan memotong ujung akhir anus.


















IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari pengamatan yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
1.  Sistem pencernaan pada ikan Bandeng (C. Chanos)
Keterangan :
Usus ikan Bandeng (C.Chanos)





Gambar 3. Sistem pencernaan (usus) ikan Bandeng (C. Chanos)
2.  Ikan Cakalang (K.  pelamis)
                                                                        Keterangan :
                                                                        Usus  ikan Cakalang (K.  pelamis)



Gambar 4. Sistem pencernaan ikan Cakalang (K.  pelamis)
Tabel 3. Hasil Pengamatan sistem pencernaan ikan ikan Bandeng (C. Chanos)
Dan ikan cakalang (K.  pelamis) sebagai berikut
No
Jenis Pengamatan
            Jenis Ikan



Ikan Bandeng (c.chanos)
Ikan Cakalang (k. Pelamis)
1
2
Panjang usus
Panjang lambung
94 cm
2 cm
9 cm
1        cm


B.     Pembahasan
Ikan memiliki organ pencernaan utama dan organ pencernaan tambahan, organ pencernaan pertama meliputi salurn pencernaan yang dimulai dari mulut , rongga mulut, faring, esophagus, lambung , pilorus, usus,rektum, dan anus sedangkan organ pernapasan tambahan meliputi kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan sistem pencernaan seperti hati dan pankreas.
Berdasarkan kebiasaan makannya ikan dibagi menjadi empat yaitu ikan herbivora, karnivora dan omnivora. Ikan herbivora merupakan jenis ikan yang sebagian makananya terdiri dari nabati dan fitoplankton, jenis ikan kedua yakni karnivora merupakan jenis ikan yang sebagian besar makananya terdiri dari hewan-hewan sedangkan jenis ikan ketiga adalah ikan omnivora merupakan jenis ikan yang makanannya merupakan komponen dari tumbuhan dan hewan. Adapula jenis ikan pemakan detritus ikan ini memanfaatkan sisa-sisa hancuran bahan organik yang ada di dalam perairan baik itu dari hewan maupun tumbuhan.
Pada pengamatan sistem pencernaan kali ini dilakukan dengan menggunakan dua jenis ikan yang berbeda yaitu jenis ikan bandeng(Chanos chanos) mewakili ikan jenis herbivora dan ikan cakalang(Katsuwonus pelamis). Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut panjang usus ikan bandeng adalah 94cm lebih panjang bila dibandingkan dengan ikan cakalang yang memiliki panjang usus hanya 9cm, hal ini disebabkan karena ikan bandeng merupakan jenis ikan herbivora seperti yang telah diketahui jenis ikan ini memiliki panjang usus yang lebih panjang beberapa kali panjang tubuhnya hal ini disebabkan oleh proses pencernaan dari jenis makanan ikan itu sendiri yakni placton feeder yang memakan waktu yang cukup alot maka dari itulah panjang usus ikan herbivora jauh lebih panjang bila dibandingkan dengan ikan karnivora.
 Bila dilihat dari segi insangnya ikan bandeng juga memiliki tapis insang yang panjang, banyak dan sangat rapat, ronggamulut ikan ini juga sering tidak bergigi beda halnya dengan jenis ikan karnivora yang meiliki tapis insang yang sedikit, pendek, juga kaku dilihat dari lambungnya ikan karnivora memiliki lambung yang berbentuk tabung sedangkan ikan herbivora memiliki lambung palsu.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Nadia (2009) dimana ikan herbivore memiliki panjang usus beberapa kali lipat panjang tubuhnya sehingga kedudukan atau posisi usus dalam perutnya menjdi berlingkar-lingkar. Pada ikan karnivora memiliki ukuran usus yang pendek dikarenakan makanannya yang mudah dicerna daripada tumbuhan. Pada jenis ikan seperti Lamprey, Elasmobranchii, dan beberapa Osteychtyes yang usussnya pendek untuk memperluas permukaan absorbsi di dalam ususnya terdapat serangkaian klep spiral yang disebut tylosol.




V.          SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum iktiologi tentang system pencernaan ikan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk alat pencernaan pada ikan herbivora (Bandeng) lebih panjang dan melingkar-lingkar dic dalam tubuh sedangkan ikan karnivora (Cakalang) memiliki usus yang pendek yang dikarenakan makanan yang mudah dicerna oleh usus dari ikan tersebut.
Saran
adapun saran saya adalah agar pada praktikum selanjutnya jenis ikan yang digunakan lebih beragam agar dapat menambah pengetahuan yang lebih luas lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar